Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

50 Juta Tahun Lalu, Burung Raksasa Ini Kuasai Antartika

image-gnews
Pelagornithid, burung bergigi tulang. Messagetoagle.com
Pelagornithid, burung bergigi tulang. Messagetoagle.com
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Analisis ulang terhadap dua fosil yang ditemukan pada 1980-an telah melahirkan penemuan burung laut Antartika yang sangat besar. Ini lebih mengesankan daripada burung-burung jenis Albatros, si pengembara modern, pemilik bentang sayap hingga 3,5 meter. Burung baru prasejarah ini dideskripsikan memiliki sayap yang membentang hampir 6 meter.

Hidup selama zaman Eosen, antara 50-40 juta tahun yang lalu, pelagornithidae atau burung 'bergigi tulang' yang sangat besar ini berkeliaran di langit Antartika untuk mencari cumi-cumi dan ikan. Menurut penelitian yang diterbitkan di Scientific Reports, burung itu diidentifikasi dari dua fosil, tulang kaki dan bagian tengah rahang bawah.

Fosil tersebut awalnya ditemukan oleh tim peneliti dari University of California Riverside, di Pulau Seymour Antartika dalam dua ekspedisi berbeda. Spesimen dibawa ke UC Museum of Paleontology di UC Berkeley, tapi kemudian terlupakan.

Lima tahun lalu, Peter Kloess, ahli palaeontologi di UC Berkeley, menjelajahi koleksi museum itu dan mendapati lagi keduanya. Kloess, bersama Ashley Poust dari Museum Sejarah Alam San Diego dan Thomas Stidham dari Akademi Ilmu Pengetahuan Cina di Beijing, memutuskan untuk melihat lebih dekat kedua fosil yang terlupakan itu.

Seperti yang dirangkum dalam makalah baru mereka, fosil dari Antartika itu ternyata menunjukkan evolusi awal ukuran tubuh raksasa, dan kemungkinan besar mewakili tidak hanya burung terbang terbesar di periode Eosen tapi juga beberapa burung terbesar yang pernah hidup. "Menampilkan rentang sayap antara 16,4 dan 19,7 kaki (5 dan 6 meter)," tulis rangkuman itu, seperti dikutip Gizmodo, 28 Oktober 2020.

Burung ini sebanding dengan raksasa lain yang sudah punah, yaitu Pelagornis sandersi (jenis pelagornithidae yang lain) dengan lebar sayap 6,0 hingga 7,3 meter, dan Argentavis magnificens pemilik sayap 7 meter. Tapi spesies yang dideskripsikan dalam studi baru ini dipandang lebih penting karena memiliki penanggalan usia yang jauh lebih awal dalam sejarah evolusi. P. sandersi, misalnya, muncul antara 25 juta dan 28 juta tahun lalu.

Pelagornithids adalah kelompok burung bergigi tulang yang punah 2,5 juta tahun lalu. Pelagornithid raksasa yang dijelaskan dalam studi baru ini berasal dari setidaknya 50 juta tahun yang lalu, yang signifikan dari perspektif evolusi.

Baca juga:
BMKG Tahu Sebab Gempa Turki dan Tsunami yang Terjadi, ini Penjelasannya

"Penemuan fosil baru menunjukkan bahwa burung berevolusi menjadi ukuran yang benar-benar raksasa relatif cepat setelah kepunahan dinosaurus dan menguasai lautan selama jutaan tahun," kata Kloess menjelaskan peristiwa kepunahan dinosaurus non-unggas pada 66 juta tahun yang lalu.

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Melihat Sejarah Pendirian Uni Emirat Arab di Etihad Museum Dubai

23 jam lalu

Deretan foto para pendiri Uni Emirat Arab di Etihad Museum Dubai, 20 Maret 2023. TEMPO/Mila Novita)
Melihat Sejarah Pendirian Uni Emirat Arab di Etihad Museum Dubai

Bentuk bangunan Etihad Museum di Dubai ini unik, mirip dengan gulungan kertas yang akan mengingatkan pada Treaty of the UAE


Tutup Sampai Juni 2024, Benteng Vredeburg Yogya Direvitalisasi dan Bakal Ada Wisata Malam

4 hari lalu

Salah satu sudut Museum Benteng Vredeburg Yogyakarta yang tengah direvitalisasi hingga Juni 2024. Tempo/Pribadi Wicaksono
Tutup Sampai Juni 2024, Benteng Vredeburg Yogya Direvitalisasi dan Bakal Ada Wisata Malam

Museum Benteng Vredeburg tak hanya dikenal sebagai pusat kajian sejarah perjuangan Indonesia tetapi juga destinasi ikonik di kota Yogyakarta.


Mengintip Sejarah dan Karya Seni Islam di 5 Museum di Qatar

5 hari lalu

Museum of Islamic Art Qatar (Dok. Museum of Islamic Art)
Mengintip Sejarah dan Karya Seni Islam di 5 Museum di Qatar

Dalam perjalanan sejarahnya, Qatar berkembang menjadi pusat seni dan budaya yang beragam.


Temuan Fosil, Ular Raksasa Vasuki Indicus Saingi Ukuran Titanoboa

9 hari lalu

Ilustrasi ular dari keluarga MadtsoiidaeNewscientist.com/dimodifikasi dari nixillustration.com
Temuan Fosil, Ular Raksasa Vasuki Indicus Saingi Ukuran Titanoboa

Para penelitinya memperkirakan kalau ular tersebut dahulunya memiliki panjang hingga 15 meter.


Mesir Sambut Patung Raja Ramses II Berusia 3.400 Tahun yang Sempat Dicuri

10 hari lalu

Patung Raja Ramses II terlihat dalam perjalanan ke Museum Agung Mesir di Kairo, Mesir 25 Januari 2018. REUTERS
Mesir Sambut Patung Raja Ramses II Berusia 3.400 Tahun yang Sempat Dicuri

Mesir menyambut pulang patung berusia 3.400 tahun yang menggambarkan kepala Raja Ramses II, setelah patung itu dicuri dan diselundupkan ke luar negeri


10 Hewan Terkecil di Dunia, Ada yang Ukurannya 7,7 Milimeter

10 hari lalu

Kosta Rika menyimpan 50 jenis burung kolibri, hingga disebut ibu kota kolibri dunia. Foto: Konrad Whote/Look-Foyo/Getty Images
10 Hewan Terkecil di Dunia, Ada yang Ukurannya 7,7 Milimeter

Berikut ini deretan hewan terkecil di dunia, mulai dari spesies ikan, katak, kura-kura, kelinci, tikus, hingga ular.


Wahana di TMII, Telah Disediakan Angkutan Wara-Wiri Untuk Keliling Taman Mini Indonesia Indah

11 hari lalu

Sejumlah wisatawan mengunjungi Istana Anak di Taman Mini Indonesia Indah (TMII), Jakarta, Kamis 11 April 2024. Pengelola TMII menyebutkan sekitar 20.000 wisatawan mengunjungi obyek wisata tersebut pada hari kedua Lebaran 2024 (data terakhir pukul 15.00 WIB) dan diperkirakan jumlahnya akan terus meningkat hingga Minggu (14/4) atau H+3 Lebaran. ANTARA FOTO/Aditya Pradana Putra
Wahana di TMII, Telah Disediakan Angkutan Wara-Wiri Untuk Keliling Taman Mini Indonesia Indah

Taman Mini Indonesia Indah (TMII) berusia 49 tahun, suatu kawasan taman wisata bertema budaya Indonesia di Jakarta Timur. Ada apa saja di sana?


Ingin Jadi Pusat Seni dan Budaya, Hong Kong Dirikan Museum Sastra

12 hari lalu

Wan Chai, Hong Kong. Unsplash.com/Letian Zhang
Ingin Jadi Pusat Seni dan Budaya, Hong Kong Dirikan Museum Sastra

Museum Sasta Hong Kong akan dibuka pada Juni


Dibangun 1830, Rumah Limas Palembang Ini Pernah Dikunjungi Ratu Beatrix dari Belanda

13 hari lalu

Rumah Limas tampak depan. Rumah limas khas Palembang ini dibangun pada 1830. Saat ini rumah Limas menjadi koleksi Museum Balaputra Dewa. TEMPO/Parliza Hendrawan
Dibangun 1830, Rumah Limas Palembang Ini Pernah Dikunjungi Ratu Beatrix dari Belanda

Kedua rumah limas di Palembang ini pernah muncul di uang pecahan Rp10.000, dibangun tahun 1830-an.


Lovebird jadi Parcel, Forest and Wildlife Minta Tak Ada Hantaran Berupa Satwa saat Lebaran

24 hari lalu

Penampakan hantaran alias hampers lebaran berupa sepasang burung love bird dengan kembang melingkar di sekeliling kurungan besi. Belakangan, burung dengan nama latin Agapornis Pullarius itu ramai dijual untuk bingkisan hari raya idulfitri. Aktivis pelindung bintang mengecam praktik ini. Foto: Istimewa
Lovebird jadi Parcel, Forest and Wildlife Minta Tak Ada Hantaran Berupa Satwa saat Lebaran

Forest and Wildlife, Muhammad Ali Imron, mengatakan bisa menyebabkan kematian burung, terutama ketika si penerima tidak menghendaki parcel lovebird.